Kajian Penerapan Split Level pada Bangunan Permukiman Ilegal di Bantaran Sungai Cakung Jakarta
DOI:
https://doi.org/10.32315/jlbi.v11i3.175Keywords:
bantaran sungai, normalisasi, perumahan ilegalAbstract
Fenomena relokasi pemukiman liar merupakan permasalahan yang kompleks. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah relokasi ke Rusunawa yang terjadi di Kampung Pulo Jakarta Timur pada 20 Agustus 2015. Kebijakan relokasi berdampak positif pada normalisasi bantaran sungai dan negatif bagi masyarakat yang tidak memiliki tempat tinggal. Kebijakan pemerintah akan relokasi permukiman ilegal ke rumah susun belum optimal dikatakan kebutuhan hunian, harus terus dievaluasi desain rumah susun atau perlunya perencanaan desain baru untuk menjawab kebutuhan hunian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kondisi tata ruang wilayah permukiman bantaran sungai Kampung Baru Jakarta Timur dan menciptakan suatu metode pelaksanaan desain Split Level pada permukiman bantaran sungai Kampung Baru Jakarta Timur. Dalam mengkaji design split level pada permukiman ini metode yang digunakan adalah analisis deskriptif, design survey, dan pengumpulan data kepustakaan. Penelitian dilakukan dalam 2 tahap. Tahap satu yaitu observasi, dan wawancara untuk menarik data, setelah data terkumpul langkah selanjutnya analisis dari data tersebut. Kampung Baru Jakarta Timur merupakan salah satu permukiman liar permukiman ilegal di Jakarta. Dengan kajian penerapan desain split level pada kawasan ini diharapkan dapat menjawab kebutuhan tempat permukiman liar di dataran banjir Kampung Baru Jakarta Timur. Hasil penelitian berupa rancangan dan diagram tentang implementasi rancangan split level management.